Wednesday, October 26, 2011

Terumbu Karang, untuk orang Indonesia pada umumnya dan sudah seharusnya sudah tidak asing dan tahu akan terumbu karang. kekayaan ekosistem terumbu karang di negara boleh kita banggakan, karena kita termasuk memiliki ekosistem terumbu karang tinggi di dunia dengan keanekaragaman yang tinggi.  
PROUD OF IT

Sekedar bangga saja? tentu jangan, karena yang terjadi justru kita akan terlena dengan kehebatan itu dan tidak menjadi peduli dengannya. Karena yang terjadi adalah demikian, jumlah kerusakan terumbu karang di Indonesia mendindikasikan nilai kerusakan yang cukup tinggi sehingga perlu mendapatkan perhatian dari kita semua.

Oktober 2011, sekali lagi saya mendapatkan kesempatan untuk kembali ke Kepulauan Karimun Jawa (Alhamdulillah) untuk melakukan kegiatan ReefCheck yang pernah saya ikuti 2tahun sebelumnya. Rangkaian acara sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, ada agenda rutin yang selalu mereka lakukan setiap acara reef check ini, yaitu TRANSPLANTASI KARANG



Transplantasi Karang untuk saya sebenarnya sudah tidak asing lagi, karena pada saat saya melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kepulauan Seribu, laporan saya mengenai transplantasi karang yang dilakukan disana.
Transplatasi Karang di Kep.Seribu 2009
Pada tahun 2009 itu ketika baru mengenal apa itu yang dinamakan transplatasi karang, saya langsung tertarik dan penasaran apa dan bagaimana sebenarnya kerja dari transplantasi itu. apa transplan?  fungsinya? bagaimana? kenapa transplan? apakah justru tidak merusak?  kesemua jawaban itu akhirnya saya dapatnya selama kurang-lebih sebulan disana dan akan saya jabarkan disini :D

Transplantasi karang, adalah suatu aktifitas/kegiatan yang dilakukan dimana kita memotong potongan kecil dari suatu karang dan kemudian menamannya kembali di substrat yang sudah disiapkan dan kembali di letakan ke laut. Jika masih belum terbayang dengan proses ini, mungkin metode ini di darat sama dengan metode stek.

Fungsi dari transplantasi ini adalah sebagai salah satu bentuk usaha mudah dan sederhana rehabilitasi atau 'reboisasi' laut yang sudah atau mengalami kerusakan karang disuatu lokasi tertentu selain itu tentu saja, ada unsur keuntungan finansial yang diambil disana karena prinsip konservasi yang ada dipikiran saya adalah, alam terjaga dan masyarakat sekitar sejahtera.

Lantas apakah justru tidak merusak dari karang itu sendiri dipotong-potong kemudian di lakukan transplan?
pada awalnya, YA memang mengambil langsung dari alam dan ada kemungkinan merusaknya. tetapi kemudian setelah iu sudah dilarang untuk mengambil bibit langsung dari alam, mereka yang bergerak dibidang ini di WAJIB kan untuk mempunyai taman karang sendiri atau bisa disebut 'indukan' sebagai tempat mereka mengambil 'anakan' atau bibit karang untuk ditransplantasikan.
Jadi, Aman kan? :D :D



Di Pulau Sambangan tepatnya, kami melakukan kegiatan transplantasi karang sekali lagi...
Karang yg ditransplan dan diberi Tag Nama

Semua peserta diberikan kebebasan memilih bibit karang yang mereka inginkan untuk ditransplan dan nantinya karang yang mereka 'adopsi' itu akan di tag dengan diberikan nama mereka masing-masing.
saya tentu tidak mau ketinggalan! haha


Potongan-potongan kecil itu kemudian diletakan kembali ke laut untuk kemudian dibiarkan dan dikontrol perkembangannya. regulasi yang mengatur transplantasi ini adalah 80:20 yang berarti bahwa 80% hasil transplan boleh diperjualbelikan dan 20% sisa nya wajib dikembalikan ke alam sebagai bentuk tanggung jawab rehabilitasi karang.

Kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat menurut saya, karena secara tidak langsung kita yang melakukan transplan ini jadi lebih mencintai dan peduli tentang karang dan kita jadi lebih bertanggung jawab terhadap kelestarian karang Indonesia itu sendiri, luar biasa bukan?

 

Salah satu bentuk bersyukut kepada-Nya. karena kita sudah diberikan kekayaan yang luar biasa, bentuk syukur nya adalah kita tidak boleh hanya bangga dan diam saja, kita harus mengenal, mencintai serta menjaga nya.


Jaga terus kelestarian kekayaan laut kita, Terumbu Karang salah satunya  :) :)





Thx MDC-Undip

0 comments:

Post a Comment