Tuesday, May 24, 2011

Beberapa waktu lalu, mendapat kesempatan untuk datang ke sebuah seminar yang di selenggarakan oleh SabantaraUI yaitu sebuah komunitas yang bisa dikatakan peduli akan Indonesia, khusus nya dengan perbatasan Indonesia (maafkan jika salah :D ) Komunitas ini terbentuk dari hasil K2N atau Kuliah Kerja Nyata yang dilakukan oleh pihak UI ke Perbatasan2 di Indonesia.


Mendengar tentang ini, WAHHH IRI NYA SETENGAH MAMPUS OM! hahahaha yah walaupun dengar-dengar si untuk bisa ikut ini ada seleksi nya yang ketat dsb rasa nya luar biasa aja bisa dapet kesempatan itu.

UNPAD juga ada kegiatan seperti ini yaitu KKNM (Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) tapi berbeda karena UNPAD lebih ke arah pengabdian ke daerah asalnya, Jawa Barat jadi kegiatan ini dilaksanakan di regional Jawa Barat.


Oke! kembali ke topik awal.
Judul Seminar itu adalah "Wajah Perbatasan Indonesia"
Topik yang disajikan juga menarik, seputar kehidupan, keadaan sampai isu tentang perbatasan.








Narasumber yang sangat menginsipirasi saya adalah narasumber pertama (Bpk Johanes Gluba Gebze) beliau adalah mantan Bupati Marauke dan sekarang bekerja sebagai staf ahli untuk kesejahteraan wilayah timur Indonesia.

Beliau bercerita bagaimana sebenarnya jiwa Nasionalisme disana sangat tinggi, setiap pagi sebelum masuk sekolah selalu dinyanyikan secara bersama lagu kebangsaan kita Indonesia Raya dan juga salah satu lagu wajib nasional yaitu "Dari Sabang sampai Marauke" tapi uniknya karena dinyanyikan di Marauke, jadi lirik lagu suka diganti menjadi 'Dari Marauke sampai Sabang" haha


Menurut Beliau, ada 3 inti permasalahan yang terjadi diperbatasan:
1. Pendidikan
2. Pembangunan
3. Kesehatan


Ketiga hal tersebut jika kita bandingkan dengan yang kita rasakan di kota besar, atau minimal di Pulau Jawa saja sudah berbeda sangat jauh. sangat minimnya sarana serta infrastruktur pendidikan dan kesehatan membuat pengetahuan mereka tidak boleh kita samakan dengan kita yang disini. Memang, ada isitilah 'jangan kalah dengan keadaan' isitilah ini bagus, tapi mungkin hanya beberapa orang saja yang berpola pikir seperti itu disana dan juga apabila terus-menerus berjuang sendiri tanpa dirasakan adanya perubahan, apa bisa menjamin orang tersebut tetap tidak kalah dengan keadaan?


Kita adalah sama, Satu INDONESIA, cobalah minimal untuk mengetahui atau tidak tahu kalau mereka yang diperbatasan itu ada dan sama dengan kita, dengan itu saja mereka sudah sangat senang (kata Beliau). mendengar hal ini saya terketuk, bahwa sebenarnya masih banyak orang di Indonesia yang masih belum 'sadar' kalau ada saudara Indonesia nya juga di perbatasan sana, yaa mungkin belum saja ya? semoga..hee



Lalu apa yang bisa kita lakukan? yah minimal ingat kalau mereka itu ada. itu permulaan. setelah itu banyak cara yang bisa dilakukan seperti menyumbang sesuatu apapun itu yang kira-kira berguna dan bermanfaat untuk mereka disana, tidak hanya menyumbang materi saja ko, dengan mendoakan mereka itu juga sangat bermanfaat loh buat mereka (percaya akan kekuatan doa :D :D )

Dan menurut saya yang paling realistis si ya benar-benar 'mengabdikan diri' kesana.
Yah bantu-bantu apa yang kita bisa, memberikan inspirasi, semangat serta motivasi agar mereka bisa lebih semangat dari sekarang. tapi kalau soal semangat, saya yakin mereka lebih semangat dari kita yang ada disini, tapi butuh fasilitas penunjang juga kan? yaa kalau itu kita serahkan saja pada bapak-bapak yang duduk kursi Perwakilan Rakyat saja ya?haha



Intinya banyak cara untuk peduli kepada sesama Indonesia
Pertanyaannya : SIAP UNTUK SUSAH UNTUK INDONESIA?
kalau semua orang yang diberikan pertanyaan ini menjawab dengan lantang dan sungguh-sungguh, saya yakin kampus-kampus di Pulau Jawa ini bisa di penuhi oleh anak-anak cerdas dan pandai dari perbatasan sana :)

Satu kutipan dari beliau
"Cintai Kesunyian jika ingin Cintai Indonesia"
Maknanya? silahkan dihayati sendiri :)


Acara ini kemudian ditutup oleh tarian-tarian daerah dengan pakaian daerah juga.
Acara seperti ini harus sering-sering, untuk membangkitkan jiwa Nasionalisme yang kadang-kadang perlu sedikit disentil untuk kembali timbul lagi.

Kenang-kenangan bersama Mang Marine yang berfoto bersama Wanita Toraja  :p

0 comments:

Post a Comment