HALOOOOOOOOOOO
Akhirnya kembali bisa menulis lagi setelah sempat hampir sebulan saya 'menghilang' dari dunia permayaan ini, yaa ada kaitannya juga dengan post saya sekarang ini selama hampir sebulan kemarin saya hijrah ke suatu pulau di Indonesia bagian tengah untuk menuntut ilmu dan pengalaman untuk dunia Diving yang lagi saya jalani sekarang, hehe
NUSA LEMBONGAN, pasti pernah dengar nama pulau ini kan? belum pernah? bagaimana kalau Pulau Nusa Penida? belum juga?? :D
Baik kalau ada yang belum pernah dengar atau tahu dimana letak pulau-pulau tersebut silahkan search di paman gugel atau bisa liat gambar ini
Yaa Lembongan terletak di Provinsi Bali, letak nya di sebelah Tenggara Pulau Bali ini, Ada 3 Pulau disana yaitu Nusa Lembongan, Nusa Ceningan dan Nusa Penida.
Pulau ini sudah cukup terkenal khusus di kalangan para turis mancanegara, disini segala aktivitas water sport bisa dilakukan, baik dari sekedar boat tour, banana-boat, paraseling, surfing, snorkling dan yang paling terkenal DIVING... hehehe
Tapi di post ini saya tidak ingin membahas detail tentang pariwasata yang ada disana, karena yang saya ingin bahas adalah bagaimana kehidupan 'sebenarnya' masyarakat di Lembongan ini.
Mayoritas penduduk di Lembongan adalah penganut agama Hindu.. jelas sekali terasa aura nya dilihat dari bentuk rumah, pakaian serta paling sering dilihat adalah sajen yang ada di hampir seluruh depan rumah.
Walaupun tinggal dipinggir pulau dan termasuk dalam masyarakat pesisir, hampir jarang ditemukan profesi nelayan disini, nelayan sebagian besar bermukim di pulau sebelah, Nusa Penida.
Lalu apa profesi sebagian besar masyarakat disana selain dibidang pariwisata?
PETANI.
ini 'sawah' mereka :)
Kalau anda berpikir ini adalah sawah padi, silahkan liat lebih jeli lagi atau tidak boleh dilihat gambar selanjutnya sebelum saya menjelaskan lebih
YAA ini bukan sawah berisi padi seperti layaknya kebanyakan yang ada tapi ini adalah sawah
RUMPUT LAUT.
Disini terhampar luas sawah/ladang rumput laut didepan pantai Lembongan yang merupakan lahan mata pencarian mereka. di waktu surut air laut kita tidak bisa menikmati hamparan pasir putih yang luas di pantai, tetapi sebagai ganti nya, kita diberikan pemandangan luas hamparan rumput laut yang tertata rapi berpetak-petak layaknya sawah padi di daratan. sungguh pemandangan yang luar biasa menurut saya, anda pun saya yakin akan kaget jika melihatnya langsung
Rumput Laut disini sudah cukup terkenal, bahkan hasilnya tidak hanya untuk pasar lokal saja, tetapi sudah di ekspor ke luar negeri. dengan harga bisa mencapai Rp. 20.000/ kg kering untuk kualitas yang terbaik, mayoritas penduduk sana sudah melaksanakan kegiatan budidaya ini puluhan tahun lalu.
Saya mendapatkan cerita bahwa masyarakat disana walaupun hanya berkecukupan dengan hasil dari ladang rumput lautnya, ternyata sudah banyak yang bisa membiayai anak-anak nya sampai ke bangku kuliah, sungguh mulia sekali orang tua mereka melihat sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka sudah cukup pas belum lagi untuk acara-acara keagaman mereka yang menurut saya sangat menguras tenaga dan keuangan mereka.
Suatu hal yang sangat saya kagumi, karena mereka saat taat dengan agama yang mereka jalani, kita dari agama lain harus belajar sebenarnya dari mereka untuk masalah ketaatan. :)
Cerita lain adalah sewaktu saya sedang berjalan-jalan disekitar pantai, saya melihat banyak sekali anak-anak seumuran 8-12 tahun sedang sibuk membungkuk di sekitaran pantai dengan membawa 2 ember kecil seperti sedang mencari sesuatu di sekitaran pasir.
Karena saya penasaran, saya hampiri salah satu dari mereka untuk bertanya apa yang sedang mereka cari.
Saya (S) : Lagi ngapain dek? cari apaan?
Anak Kecil (AK) : lagi nyari cacing laut
S : wah, buat apa? mau mancing ya?
AK: ngak, buat dijual ini
S: dijual? emang laku berapa gitu?
AK : 500/ kg
DASH! hanya 500/kg (entah saya salah dengar atau tidak) mereka anak-kecil disana mencari cacing laut untuk dijual kembali yang hasilnya digunakan untuk menambah uang saku mereka sehari-hari. cara mencari nya cukup sederhana sebenarnya, 1ember digunakan untuk menampung cacing-cacing yang sudah tertangkap dan 1 ember lagi diisi oleh air yang digunakan untuk mencipratkan ke pasir yang nanti nya akan terlihat gelembung-gelembung kecil dimana itu adalah tanda bahwa ada cacing disana lalu kemudian diambil.
Terlihat Simpel? ketika saya mencoba, hasilnya NIHIL!! hahaha
Pembicaraan saya dengan anak kecil berikutnya cukup membuat saya kaget..
S: dapetnya cuma dikit dong kalau sehari gitu ya?
AK: Kemarin saya sempat dapet Rp. 22.000 !!!
S: ....
Saya terdiam, gak bisa bilang apa-apa lagi saat itu dan hanya berpikir apakah itu sedang hari keberuntungan dia atau berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk mendapatkan sebanyak itu.. sungguh hebat.
Selama hampir sebulan disana saya benar-benar mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang sangat beharga disamping dalam bidang Diving (karena itu tujuan utama saya kesana) , saya medapatkan juga di bidang kehidupan, bahwa masyarakat pulau atau bisa disebut masyarakat pesisir merupakan orang-orang yang sangat kuat dan gigih dalam menyikapi kehidupan dan tidak lembek atau lemah ketika menghadapi masalah/keterbatasan yang ada. suatu hal yang harus kita contoh :))
Walaupun Lembongan sebenarnya sudah cukup maju karena pesat nya bidang pariwisata disini, tetapi masyarakat disana tidak lantas kehilangan jati diri mereka sebagai masyarakat pesisir dengan tetap ada yang bekerja dibidang di luar pariwisata. dan hal yang sangat penting adalah mereka sudah sadar akan penting nya menjaga lingkungan mereka baik dari daratannya maupun laut nya.
Sekian dulu post saya ya, semoga bisa mendapatkan manfaat dari postingan saya ini.
Matur Suksme Bli! Mbo!
Ini ada 'bonus' pidio salah satu kebiasaan mereka disana, yaah tidak bisa dikatakan baik atau tidak, tetapi sepertinya sudah menjadi budaya mereka :p
hey #kenziLovers.. aku selalu meninggalkan jejak di "kloset" mu ini..
ReplyDeleteimpian keliling asia tenggara n jepang harus terwujud... maneh diving n aing jalan kaki.. haha
ok sekian jejak gw di "Kloset" ini.