Thursday, December 8, 2011

Postingan ini diilhami dari kegiatan saya selama 2 minggu belakangan ini, yang beurusan kembali dengan bus, dan karena rumah saya di daerah 'ELIT' yaitu Ciledug, pasti nya urusan bus berkaitan dengan Metromini 69 jurusan Ciledug-Blok M :D

Bagi Warga Ciledug, nama 69 pasti sudah sangat akrab dan kenal, kalau ada orang ciledug yang gak tau apa itu 69, wajib dipertanyakan ke-Child a duck-annya (baca:Ciledug) hahaha

Baru-baru ini saya baru ngerasain betapa bermanfaatnya yang namanya TransJakarta, hanya dengan Rp.3500 kita bisa muter-muter keliling Jakarta dengan bus yang relatif nyaman dan cepat menembus macetnya ibukota. Intergrasi antar koridor nya sudah lumayan mencakup ibukota, apalagi jika ke-15 koridor nya sudah jadi dan yang paling saya tunggu adalah koridor ke-15 nya itu, adalah CILEDUG-BLOK M !

Mungkin banyak yang gak percaya kalau bakalan ada koridor ini, tapi beneran ko, saya masih inget waktu pertama kali TransJakarta diluncurkan, dijabarkan rencana 15 Koridor, dan rute itu masuk kedalam koridor ke-15 (jika proyek koridor TransJakarta ini tetap berjalan sesuai rencana,Amin)
Rencana Koridor TransJakarta
Apabila nantinya jadi sesuai rencana, maka kita warga Ciledug yang berbahagia akan merasakan nyamannya dan nikmatnya kendaraan umum ini, dan sebelum memikirkan bagaimana nanti proses pembuatannya (saya tidak mau membayangkan) yang pasti akan menambah kesemerawutan jalur ini dan sebelum nanti kita lupa apa saja yang akan kita 'lupakan' dari susah-senangnya menggunakan Metromini 69 yang sudah sangat mendunia ini (alah), iseng-iseng saya membahas tentang keunikan-keunikan yang ada di Metromini 69 ini yang mungkin nanti gak akan ada di TransJakarta.


Supir dan Kondektur
Supir dan Kondektur adalah kesatuan yang gak bisa dipisahkan, supir dengan skill membalap nya yang hebat, meliuk-liuk dimacetnya jalan dengan tidak lupa makian-makiannya berisikan kebun binatang dan kondektur dengan keahlian menggelayut satu tangan diujung pintu untuk mencari Sewa (istilah untuk penumpang) dan tidak lupa dengan kecrekan uang koinnya untuk menagih uang bus.

Ada diwaktu kesempatan, saya naik 69 dimana supir dan kondektur nya adalah suami-istri, istri nya menjadi kondektur dan suami nya supir, karena sudah tua mungkin jadinya bawanya enak dan tidak sembarangan. Tapi itu sangat jarang terjadi, karena baru 1x saya ketemu kayak gitu selama ini, sisanya yaa pasti brutal dan sembarangan, terutama saat balapan dengan 69 lainnya berebut sewa,hahaha

Ada Kode atau istilah diantara mereka, yang saya ungkap sendiri yaitu jika sang supir bertanya kepada kondekturnya 
Supir           : 'Belakang siapa?'
Kondektur  :  'Deket bang, 87'

Saya penasaran, apa maksud dari 87 itu. setau saya gak ada metro ataupun angkot berkode 87 di jalur Ciledug. Akhirnya 'kode' tersebut saya pecahkan,haha. Ya, maksud dari 87 itu adalah 2 Nomor plat terakhir dari plat nomor metromini yang bersangkutan, jadi ini sepertinya sebuah kode mudah diantara mereka untuk mengenali metromini temannya satu sama lain.
Jadi kalau ada metromini dengan plat nomor B 2165 MT misalnya, jadi kode untuk metro itu adalah 65, 
Unik bukan? :D
Bang Bowo agen code 65



Pedagang dan Pengamen
Pedagang dan Pengamen adalah hal yang akan kita rindukan (atau syukuri) jika metromini sudah tidak ada.
Pedagang dengan segala macam bentuk dagangannya entah itu dari makanan, minuman, tisu, ataupun barang serba 1000rupiah setiap harinya naik dan turun bergantian untuk menjual barang dagangannya. Hal ini sebenarnya tidak menganggu kenyamanan sama sekali kecuali jika kondisi bus sudah penuh dan berdesakan, sang pedagang ini tetap ngotot naik dan meliak-liuk didalam kepenuhan metromini.
Pengamen, untuk yang satu ini ada banyak macam-macam nya ada yang solo karir, duet, full band, kosidahan, ataupun acapella (tanpa alat musik) sekalipun.


Pengamen tipe duet

 Untuk pengamen tipe akhir, acapella atau tanpa alat musik, ada inovasi yang mereka kembangkan. Karena mereka cenderung minim modal dan usaha yang membuat para penumpang cenderung tidak terlalu tertarik sehingga mereka tidak memberikan uangnya, mereka para pengamen ini memutar otaknya bagaimana cara nya untuk dapat penghasilan dengan modal dan usaha mereka yang minim itu, yaitu dengan cara TEROR

TEROR yang saya maksud kan adalah mereka (entah benar apa tidak) mengaku baru keluar dari penjara, dengan modal muka seram dan surat bebas dari kepolisian (yang ditunjukan oleh dia, entah benar atau tidak)  berorasi bahwa dia ingin tobat, ingin buka usaha tapi butuh modal dan memintanya kepada penumpang. Kira-kira seperti ini orasi nya :

'Saya baru keluar dari penjara, ini surat nya dari polisi. Saya sudah kapok keluar-masuk penjara dan sekarang ingin hidup benar memulai usaha, tapi saya butuh modal. daripada saya harus JAMBRET, RAMPOK apalagi BUNUH, mending saya minta ke-IKHLAS-an dari bapak-ibu untuk memberikan sekedarnya 1rb, 2rb atau 5rb juga gpp'
Teror bukan? :D

Untuk yang pertama kali ketemu sama pengamen macam ini, pasti akan takut dan mau gak mau pasti memberikan uang yang pengamen itu bilang 'se-IKHLAS-nya' karena mendengar latar pengamen yang baru keluar dari penjara. 


Ya, Memang ada saja suka duka di metromini, terutama 69 yang saya rasakan sendiri. Saya memang tidak rutin menggunakannya, tetapi kira-kira itulah fenomena yang ada di 69 yang saya tangkap.

Semoga Program Koridor-15 benar-benar terlaksana siapupun nanti yang memimpin, tetapi perlu dengan perencanaan yang matang karena jalur Ciledug yang cenderung masih belum memadai untuk diadakannya jalur busway perlu menjadi perhatian utama disamping bagaimana nasib trayek metromini 69 ini nantinya. atau ada teman saya yang bilang mungkin nanti jalur nya dibawah tanah, karena gak yakin bakalan bisa dilaksanakan di jalan Ciledug,hahaha
Kita lihat saja nanti.

Transmini 69 Jurusan Ciledug-Blok M :))

'Kiri bang!'
'Yooo dek hati-hati, KAKI KIRI DULUAN' 
:D :D




0 comments:

Post a Comment